
Momen perkembangan anak merupakan suatu hal yang sangat dinanti oleh Ayah dan Bunda. Salah satunya adalah menyaksikan momen anak yang mulai bisa berjalan dengan kedua kakinya yang mungil. Tahukah Bunda, sebelum anak dapat berjalan, terdapat beberapa fase yang harus dilewati oleh anak, seperti: berbaring, berguling, duduk, merangkak, berdiri, dan berjalan. Setiap fase yang dilewati oleh anak sebelum dapat berjalan memiliki pengaruh positif terhadap optimalisasi perkembangan anak di masa selanjutnya, termasuk pada fase merangkak yang ternyata memiliki banyak manfaat. Akan tetapi, banyak orangtua yang belum menyadari pentingnya stimulasi merangkak pada anak dan merasa lumrah untuk melewati fase tersebut.
Merangkak merupakan bergerak dengan tumpuan tangan dan lutut oleh anak yang dimulai pada usia 8 – 10 bulan (Adolph, dkk., 1998). Fase merangkak memiliki waktu perkembangan yang lebih lama apabila dibandingkan dengan fase perkembangan lainnya. Biasanya anak akan menunjukkan tanda-tanda kesiapan memasuki fase merangkak, yaitu anak mampu untuk mengangkat dan menyeimbangkan tubuhnya terlebih dahulu. Mayoritas anak dapat mengembangkan gaya merangkaknya masing-masing lho, akan tetapi gaya merangkak yang sering muncul pada anak adalah gaya klasik atau cross crawl, yaitu bergerak dengan bertumpu pada telapak tangan dan lutut serta bergerak secara bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri (Clearfield, 2004).
Merangkak merupakan suatu aktivitas yang dapat mewadahi anak untuk mengeksplorasi daerahnya. Selain itu, kekuatan otot anak juga dapat dilatih melalui merangkak. Tidak hanya itu, manfaat lain dari merangkak adalah sebagai berikut:
- Melatih koordinasi tangan dan mata
Pada saat merangkak, anak aktif menggunakan mata dan tangannya untuk mengatur jarak dan posisi dirinya dengan objek yang ada di sekitarnya. Hal tersebut dapat membantu anak untuk melakukan banyak aktivitas di tugas perkembangan selanjutnya. - Melatih keseimbangan
Perpindahan tangan dan kaki antara kanan kanan dan kiri secara bergantian melatih anak untuk dapat mengatur keseimbangan supaya tidak terjatuh. Proses ini dapat membantu anak untuk aktivitas kompleks lainnya seperti berjalan, berlari, menendang, melempar. - Melatih kemampuan motorik kasar dan motorik halus|
Pada bagian ini, merangkak sangat penting untuk mengoptimalkan kemampuan anak di masa mendatang seperti kemampuan berlari, menulis dan membaca. Mengapa? Aktivitas merangkak melibatkan gerakan pada bahu, lengan, kaki, serta leher. Hal tersebut dapat menstimulasi anak untuk dapat berjalan hingga berlari. Selain itu, aktivitas merangkak melibatkan otot pada jari tangan dan telapak tangan yang digunakan untuk dapat menopang tubuhnya. Otot pada tangan yang terus distimulasi melalui aktivitas merangkak dapat membantu anak untuk dapat menggengggam benda kecil maupun besar. - Melatih rasa percaya diri anak
Saat merangkak, anak mungkin akan terjatuh atau terantup benda di sekitarnya. Tak apa, Ayah Bunda dapat tetap mengawasi pergerakan ananda selama masih dalam kondisi yang aman. Justru, melalui fase trial and error ini anak ditantang untuk mengambil risiko dan belajar bangkit dari kegagalan.
Wah, ternyata merangkak pada anak memiliki banyak manfaat, ya Bunda. Maka dari itu, agenda memberi stimulasi merangkak pada anak adalah hal penting yang jangan sampai terlewat, ya! Dilansir dari (ZerotoThree, 2020), orang tua dapat memberi stimulasi merangkak pada anak mulai sejak bayi melalui berbagai cara, antara lain:
- Tummy Time
Membiasakan anak untuk tengkurap sejak dini ternyata dapat mempermudah proses stimulasi merangkak pada si kecil, lho Ayah Bunda. Tengkurap dapat menambah kekuatan otot perut, bahu, lengan, punggung, dan torso yang membantu untuk dapat merangkak secara aman - Beri kesempatan pada anak untuk meraih mainannya sendiri
Posisikan mainan yang disukai oleh anak di dekat Ayah Bunda dan dorong anak untuk mengambilnya sendiri dengan merangkak - Persiapkan ruang dan tempat yang aman untuk anak melakukan eksplorasi
Saat anak mulai belajar merangkak, penting bagi Ayah dan Bunda untuk memastikan rumah menjadi tempat yang aman dan memiliki banyak space kosong bagi anak melakukan eksplorasi dengan merangkak. Jauhkan benda-benda berbahaya dari jangkauan anak ya! - Tempatkan telapak tangan Ayah dan Bunda di belakang kaki anak saat belajar merangkak
Perlakuan kecil tersebut ternyata dapat meningkatkan kestabilan dan motivasi pada anak saat sedang merangkak lho, Ayah Bunda.
Perlu diingat ya Ayah Bunda, momen merangkak pada anak merupakan salah satu momen yang tidak kalah berharga dari momen di mana anak mulai bisa berjalan sendiri. Ayah dan Bunda harus menciptakan tempat yang aman dan dapat mendukung perkembangan optimal bagi si kecil sejak dini hingga suatu hari nanti Ayah dan Bunda mulai berpikir dan bertanya, “Waktu berlalu cepat, bagaimana dia bisa tumbuh secepat itu?”
Referensi:- Adolph, Karen., Vereijken, Beatrix., & Denny, Mark A. (1998). Learning to crawl. Child Development Vol. 69 No. 5, pp 219-312.
- Clearfield, Melissa W. (2004). The role of crawling and walking experience in infant spatial memory. Journal of Experimental Child Psychology Vol. 89 No. 3, pp 14-41.
- ZerotoThree. (2020). Steps Toward Crawling. Diambil kembali dari ZerotoThree pada 10 Februari 2020, 22:32. https://www.zerotothree.org/resources/202-steps-toward-crawling.
-Kak Najla-
0 Comments